Perancangan Pengujian Perangkat Lunak

Nama : Ichwan Sholihin

NPM : 19312131

Kelas : IF GAB Eks 2

Universitas Teknokrat Indonesia (https://teknokrat.ac.id/)

FTIK Universitas Teknokrat Indonesia (https://ftik.teknokrat.ac.id/)

*Definisi & Langkah-Langkah Perencangan Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah proses atau rangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program computer menjalankan apa yang seharusnya dilakukan dan sebaliknya, memastikan program agar tidak melakukan hal yang tidak diharapkan. Sebuah perangkat lunak seharusnya dapat diprediksi dan konsisten. Tugas utama dari seorang penguji adalah untuk menemukan bug atau error sebanyak mungkin serta mengetahui bagaimana error atau bug itu dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan tujuan untuk menemukan error. Pengujian merupakan proses penting dalam siklus pengembangan software untuk memastikan kualitas dari sebuah software.

Proses pengujian terdiri dari beberapa aktifitas yang biasa disebut sebagai siklus hidup pengujian. Pada beberapa praktek, masing-masing aktifitas dapat dilakukan secara formal atau informal. Gambar di bawa ini menunjukkan aktifitas pengujian berdasarkan Fewster.



* Tujuan Perencangan Pengujian Perangkat Lunak

Tujuan yang diinginkan dari pelaksanaan pengujian perangkat lunak adalah : 1. Menilai apakah perangkat lunak yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan pemakai. 2. Menilai apakah tahap pengembangan perangkat lunak telah sesuai dengan metodologi yang digunakan. 3. Membuat dokumentasi hasil pengujian yang menginformasikan kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk melihat hasil pengujian yang telah dilakukan, dibuat suatu tabel yang berisi kriteria pengujian dan penelitian yang diberikan terhadap kriteria pengujian tersebut.

* Test Case

Test Case atau juga bisa disebut dengan uji kasus adalah suatu rancangan atau rangkaian mengenai tindakan yang dilakukan oleh user (dalam hal ini adalah seorang Quality Assurance atau tester) untuk melakukan verifikasi terhadap fitur atau fungsi tertentu dari sebuah perangkat lunak. Pembuatan test case bertujuan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan awal serta mampu memberikan respon ketika terdapat suatu masukan yang tidak validTest Case memiliki beberapa komponen seperti test case id, test case description, precondition, test step, expected result,actual result, serta statusTest Case bertindak sebagai titik awal dalam pelaksanaan pengujian sebuah sistem. Dari test case ini biasanya diketahui apakah fitur sistem berjalan normal atau tidak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat test case yaitu:

Test Case dibuat Sederhana dan Transparan

Dalam pembuatan test case, penguji harus membuat test case yang sederhana dengan penjelasan jelas dan ringkas supaya orang lain dapat mengeksekusi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga membantu pemahaman pengujian menjadi mudah dan pelaksanaan tes atau pengujian menjadi lebih cepat.

Test Case dibuat dengan End User in Mind

Tujuan utama dari pembangunan sebuah perangkat lunak adalah untuk membuat kasus uji yang memenuhi persyaratan client yang mudah digunakan dan dioperasiakan. Dengan demikian, penguji harus mampu membuat kasus uji dengan mengingat perspektif dari pengguna akhir

Hindari Pengulangan Kasus Uji

Dalam membuat test case, usahakan untuk tidak membuat pengujian yang berulang. Jika sebuah test case diperlukan untuk mengeksekusi beberapa test case lain, penguji dapat memanggil test case tersebut ke dalam kolom pre-condition.

Jangan Berasumsi

Dalam membuat test case, jangan mengasumsikan mengenai fitur dan fungsi dari perangkat yang sedang diuji. Pengujian harus sesuai dengan ketentuan dan dokumen spesifikasi.

Pastikan bahwa Pengujian Sudah Mencakup Semuanya

Dalam membuat pengujian, pastikan bahwa penguji sudah memeriksa semua fitur sistem secara keseluruhan serta memenuhi persyaratan perangkat lunak seperti yang disebutkan dalam dokumen spesifikasi. Penguji dapat menggunakan Traceability Matrix untuk memastikan bahwa tidak ada fungsi yang belum teruji

Test Case Harus Dapat Diidentifikasi

Nama dari test case id harus dapat diidentifikasi sehingga memudahkan penguji ketika akan melacak error atau mengidentifikasikan persyaratan perangkat lunak pada tahap berikutnya

Menerapkan Teknik Pengujian

Dalam melakukan sebuah pengujian, penguji tidak memeriksa setiap kondisi yang ada dalam perangkat lunak. Teknik pengujian membantu penguji dalam memilih beberapa kasus uji dengan kemungkinan maksimum menemukan cacat.

  • Boundary Value Analysis (BVA): Teknik ini mendefinisikan pengujian batas untuk rentang nilai tertentu.
  • Equivalen Partition (EP): Teknik ini membagi rentang menjadi bagian atau kelompok yang sama yang cenderung memiliki perilaku sama.
  • State Transition Technique: Teknik ini digunakan ketika perilaku perangkat lunak berubah dari satu negara ke negara lain setelah tindakan tertentu.
  • Error Guessing Technique: Teknik ini digunakan untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi saat proses pengujian. Teknik ini bukan metode formal dan mengambil keuntungan dari penguji dengan aplikasi.

Repeatable and Self-standing

Dalam membuat test case, test case harus menghasilkan hasil yang sama setiap kali, tidak peduli siapa pengujinya.

Peer Review

Test case yang dibuat harus bisa ditinjau oleh orang lain. Hal ini memungkinkan orang lain menemukan sebuah cacat yang terlewatkan.

Selanjutnya, saya akan memberikan salah satu contoh penulisan test case. Dalam hal ini, saya akan membuat test case untuk login gmail.

Test case login gmail

Dari contoh gambar test case di atas, password hanya saya tulis dengan karakter ***. 

Post a Comment

0 Comments